Scheller Populer

Minggu, 24 April 2011

Sensasi Bagundal Ndeso : KOPI JAZZ


 Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah Brazil, Vietnam dan Colombia.  Dari total produksi, sekitar 67% kopinya diekspor sedangkan sisanya (33%) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.  Tingkat konsumsi kopi dalam negeri berdasarkan hasil survei LPEM UI tahun 1989 adalah sebesar 500 gram/kapita/tahun.  Dewasa ini kalangan pengusaha kopi memperkirakan tingkat  konsumsi kopi di Indonesia telah mencapai 800 gram/kapita/tahun.  Dengan demikian dalam kurun waktu 20 tahun peningkatan konsumsi kopi telah mencapai 300 gram/kapita/tahun.
Ditilik dari sejarah perkembangan kopi di Indonesia, sejak kopi menjadi salah satu komoditi andalan Pemerintah Hindia Belanda pada awal tahun 1900an, kopi-kopi yang dihasilkan oleh perkebunan yang dikelola oleh Pemerintah Hindia Belanda hampir semuanya diekspor.   Kopi-kopi yang berkualitas rendah dan tidak laku dieksporlah yang dijual atau diberikan kepada rakyat dan buruh kebun untuk dijadikan minuman.    Selera minum kopi dari bahan kopi yang berkualitas rendah ini terbawa secara turun temurun hingga sekarang dan bahkan dibeberapa daerah khususnya di Jawa, kopinya dicampur dengan beras atau jagung (dikenal dengan kopi jitu = kopi siji jagung pitu).
Dengan meningkatnya taraf hidup dan pergeseran gaya hidup masyarakat perkotaan di Indonesia telah mendorong terjadinya pergeseran dalam pola konsumsi kopi khususnya pada kawula muda. Generasi muda pada umumnya lebih menyukai minum kopi instant, kopi three in one maupun minuman berbasis expresso yang disajikan di café-café.  Sedangkan kopi tubruk (kopi bubuk) masih merupakan konsumsi utama masyarakat/penduduk di pedesaan dan golongan tua. Namun disisi lain orang menghindari mengkonsumsi kopi dikarenakan mengalami mual lambung yang diakibatkan oleh rasa pahit yang merangsang pengeluaran asam lambung.
 
Keinginan konsumen yang beragam kami respon dengan paduan topping dari produk Kopi Jazz seperti, Mesoyi, Kapulaga, serimpi, kayu manis, dan secang dan gula merah dan rendah kalori. Hal ini dipandang sebagai point plus dari Kopi Jazz (kesegaran kopi pagi tanpa menyebabkan mual lambung)  dalam bisnis yang berorientasi pada costumize product, sehingga produk ini diharapkan mempunyai potensi pasar yang menjanjikan sekaligus sukses dalam persaingan produk yang telah ada.
Berdasarkan potensi yang positif tersebut, kami berniat membuka lapangan usaha di bidang kuliner bagi penggemar kopi. Dalam proses produksinya kami bekerjasama dengan petani budidaya kopi  dan Laboratorium FTP UGM demi menjaga nutrisi dan kebersihan produk. Usaha ini diharapkan dapat menjadi promotor untuk mengawali produk Kopi Jazz yang berkhasiat.
Omelan klasik dimasyarakat sekitar seperti, " Kenapa ya.., Perutku sakit karena habis minum kopi ?" adalah bukti bahwa tingkat asam lambung naik ditimbulkan rasa pahit akibat mengkonsumsi kopi. Tidak sedikit masyarakat menjadi tidak menyukai dan bahkan menghindari kopi dari kehidupannya. Hal ini membuka peluang bagi kami untuk membuka usaha di bidang kuliner penggemar kopi yang tidak menyebabkan mual lambung  serta berpotensi menjadi peluang usaha yang menjanjikan. Sehingga kopi menjadi hal yang selalu ada untuk setiap kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar